Praktisi Media dari Berbagai Negara Mempelajari Sisi Modern dari Tiongkok di Kunming
KUNMING, SuryaTribun.Com – Ajang World Media Summit Kelima dan Yunnan International Communication Forum kedua berlangsung di Kunming, Provinsi Yunnan, Tiongkok, pada 4-8 Desember lalu.
Selama ajang tersebut berlangsung, praktisi media dari beragam negara dan wilayah mengikuti berbagai kegiatan di Kunming untuk mempelajari sisi modern dari Tiongkok.
Menurut para pekerja media asing, pengalaman berpartisipasi di kegiatan ini memberikan perspektif penting sehingga mereka semakin memahami pendekatan modernisasi Tiongkok.
Pada 7 Desember, ketika menyaksikan sekawanan burung camar paruh merah, Jose Luis Barcelo Mezquita, Editor-Director, El Mundo Financiero, merasa gembira.
“Kehidupan manusia menyatu dengan alam, dan hal ini sangat memukau,” ujarnya.
Yunnan merupakan salah satu pusat distribusi tanaman bunga di dunia, memiliki lebih dari 5.000 spesies tanaman bunga liar. Di Pasar Bunga Dounan, dijuluki “Ibu Kota Tanaman Bunga Asia”, 11 miliar bunga potong diperdagangkan sepanjang 2022 dengan nilai total RMB 12,1 miliar. Maka, Dounan menjadi sentra perdagangan dan distribusi tanaman bunga terbesar di Asia.
“Saya seperti melihat lautan bunga; Saya belum pernah melihat begitu banyak varietas tanaman bunga,” ujar Deputy Director, Lao News Agency, Sivanxay Siphankham.
Setelah mengunjungi pasar bunga tersebut, Sivanxay Siphankham benar-benar terkesan.
“Pasar bunga ini menjadi representasi dari keanekaragaman hayati di Yunnan”.
Menurut Gianmarco Volpe, Global Desk Chief, Agenzia Nova, banyaknya varietas tanaman bunga menjadikan Kunming dan Yunnan destinasi wisata yang paling atraktif di dunia.
Sebelum berkunjung ke Tiongkok, banyak praktisi media asing telah mendengar obat tradisional Tiongkok (traditional Chinese medicine/TCM). Menurut mereka, TCM masih menjadi sesuatu hal yang kuno dan misterius. Namun, setelah mengeksplorasi Yunnan Baiyao Group, perusahaan yang berdiri pada 1902 dan kini menjadi pemimpin industri kesehatan di Tiongkok, praktisi media asing tersebut memperoleh perspektif berbeda: modernitas.
Menurut Dr. Thida Tin, Director-General, Media Development Department, Kementerian Informasi Myanmar, integrasi tradisi dan modernitas merupakan hal yang "luar biasa dan natural."
Pada malam hari, grup peserta ajang ini tiba di sebuah desa nelayan di Distrik Jinning. Berbeda dari wilayah pedesaan yang ada di benak mereka, infrastruktur di desa ini relatif berkembang dengan baik. Memprioritaskan pelestarian dan pengembangan Danau Dianchi, desa ini juga memiliki industri-industri baru, seperti aktivitas berkemah di alam terbuka, restoran di tepi danau, serta ruang kreasi seni.
Kembali ke Tiongkok setelah enam tahun, Barcelo semakin memahami revitalisasi pedesaan di Tiongkok. Dia berkata, "Kampung halaman saya juga tergolong sebuah desa, dan model pengembangan desa di Tiongkok sangat membuka perspektif saya."
Sumber: PRNewswire