Masih Rasakan Getaran Gempa, Warga Pulau Bawean Pilih Tidur di Tenda
GRESIK, SuryaTribun.Com – Warga di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur (Jatim) masih merasakan gempa. Meski getaran gempa yang dirasakan tidak sebesar pada Jumat, 22 Maret 2024, namun hal itu membuat warga khawatir. Akibatnya, warga memilih tidur di tenda pengungsian.
Camat Sangkapura, Umar Junid mengatakan, masih banyak warga yang memilih untuk tidur di tenda-tenda pengungsian lantaran masih khawatir dan trauma atas gempa magnitudo 6,5 yang terjadi pada Jumat, 22 Maret 2024.
Apalagi, banyak rumah milik warga yang rusak akibat gempa tersebut.
“Pagi tadi saya kan ikut rapat koordinasi di Kantor Bupati, di Gresik, tapi siangnya balik ke Bawean. Pas pulang, dapat laporan dari warga yang merasakan gempa susulan lagi, tapi tidak besar seperti sebelumnya dan tidak lama,” ujar Umar kepada wartawan, Senin, 25 Maret 2024.
Karena masih sering merasakan getaran gempa, kata Umar, warga masih ketakutan untuk tinggal di rumah. Akhirnya, mereka memilih tidur di tenda pengungsian yang telah disiapkan.
“Untuk itu, saya juga tidak bisa memaksa warga supaya kembali ke rumah masing-masing, mungkin mereka masih trauma. Jadi pelan-pelan, sambil menunggu tim trauma healing bekerja membantu warga,” kata Umar.
Menurut Umar, semua kebutuhan warga yang mengungsi telah tercukupi dengan baik. Termasuk, koordinasi semua pihak dalam penanganan dan juga penyaluran bantuan untuk warga.
“Sesuai hasil rapat koordinasi tadi, sudah dijalankan. Termasuk pendirian beberapa tambahan tenda di beberapa titik, yang insya Allah akan dilakukan malam ini setelah dikirim tadi pagi. Sudah terkoordinasi sesuai dengan arahan,” ujarnya.
Faris, warga Kecamatan Tambak, Bawean, mengaku, dirinya memilih tinggal di tenda pengungsian lantaran masih trauma dan khawatir akan gempa susulan yang masih terus terjadi.
“Intensitas gempa memang sudah jauh menurun dibanding sebelumnya, tapi tadi pagi masih ada (gempa),” ujarnya.
Menurut Faris, untuk pasokan kebutuhan warga di Pulau Bawean terkait makanan, listrik maupun pasokan air, sejauh ini masih aman dan tidak ada kendala.
Faris mengaku belum berani kembali tinggal di rumah miliknya dikarenakan rumahnya juga mengalami kerusakan.
Sementara itu, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani telah memberangkatkan bantuan dari berbagai pihak untuk warga terdampak gempa di Pulau Bawean.
Sebelumnya, Yani sudah sempat meninjau langsung keadaan warga terdampak gempa di Bawean.
“Kita terus lakukan asesmen atas kerusakan-kerusakan yang terjadi di Bawean. Kemarin kita juga sudah lakukan rapat koordinasi dengan seluruh kepala desa, camat, Direktur RSUD Umar Mas'ud, Kepala BMKG Bawean dan Kepala Puskesmas pada dua kecamatan di Bawean,” tuturnya.
Berdasarkan data BPBD Jawa Timur hingga Minggu siang, 24 Maret 2024, total pengungsi anak ada sebanyak 6.277 jiwa, orang dewasa sebanyak 8.833 jiwa dan kategori lanjut usia sebanyak 2.534 orang.
Sebagian besar mengungsi bukan karena rumah mereka rusak, namun karena faktor trauma dan khawatir adanya gempa susulan. (*/red)