Relawan Jatim Melakukan Assessment di Pulau Bawean yang Terdampak Gempa
SURABAYA, SuryaTribun.Com – Relawan yang tergabung dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Jawa Timur (Jatim), bersama-sama Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim, berangkat ke Pulau Bawean, Jumat hari ini, 29 Maret 2024.
Mereka berangkat menggunakan Kapal Perang Indonesia (KRI) 516-Teluk Banten, dalam rangka melaksanakan tugas Assessment Fasilitas Umum yang terdampak bencana gempa, sekaligus loading logistic untuk para penyintas dan relawan yang bertugas dilokasi.
Dadang Iqwadi dari BPBD Jatim dalam arahannya mengatakan, bahwa yang akan dilakukan assessment adalah fasilitas umum yang meliputi tempat ibadah, sekolah, rumah sakit (puskesmas), kantor dan pondok pesantren.
Semua data harus disertai foto memakai open camera yang telah disesuaikan dengan milik Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jatim.
Hasil assessment fasum ini akan dijadikan bahan rekomendasi untuk melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi, dalam rangka penguatan sarpras (fasum yang terdampak), agar jika nanti terulang kembali kejadiannya, risiko kerugiannya dapat dikurangi.
“Nanti relawan akan dibagi dua tim. Satu melakukan assessment di Sangkapura, dan satunya di Tambak. Targetnya, tanggal 31 Maret kegiatan assessment selesai. Untuk itu relawan harus bekerja keras,” katanya.
Sekretaris Jenderal FPRB Jatim, Catur Sudarmanto dalam pesannya berharap agar kegiatannya nanti harus sesuai arahan BPBD, terkait cara menentukan tingkat kerusakan bangunan, serta cara menghitung nilai kerusakan dan nilai kerugian dari sebuah bangunan.
Dosen Kebencanaan Universitas Airlangga Surabaya ini juga mengingatkan agar relawan dapat bekerja secara maksimal dan efektif mengingat waktunya pendek. Jangan datang sebagai relawan wisata bencana yang sibuk tebar pesona. Harus benar-benar dapat memberi manfaat bagi semua, terutama bagi penyintas
“Mengingat dalam kondisi darurat, tolong dijaga kesehatannya, jaga kekompakan sesama relawan tanpa membedakan seragam, serta dapat menjaga martabat sebagai relawan penanggulangan bencana di bawah koordinasi BPBD Provinsi Jatim,” ujarnya.
Rizqy Tasnima Fadhilah, salah seorang relawan yang ikut dalam tugas tersebut mengaku sangat bersyukur dapat kesempatan yang luar biasa dalam tugas kemanusiaan itu.
Dia berharap dapat melaksanakan tugas dengan baik dan dapat membantu sesama relawan maupun penyintas.
“Saya berharap mendapat kesempatan berinteraksi dengan masyarakat terdampak, dalam hal pendekatan psikologis. Saya ingin ikut mengetahui, merasakan, memahami dampak gempa ini terhadap kesehatan mental para penyintas,” ujar Dilla Halmahera, panggilan akrab mahasiswa program manajemen bencana Unair itu. (*/red)