Rendam Permukiman Warga Bojonegoro, Bengawan Solo Ditetapkan Siaga
BOJONEGORO, SuryaTribun.Com – Sejak sore, Bengawan Solo yang melintasi Bojonegoro masuk level siaga 3 atau merah. Bengawan Solo ditetapkan siaga karena tinggi muka air mengalami kenaikan.
Kenaikan tinggi air Bengawan Solo membuat air meluap. Beberapa jalan desa dan gang di permukiman serta persawahan yang berdekatan dengan sungai mulai terendam.
Diketahui, dampak luapan air Bengawan Solo sudah dirasakan oleh beberapa warga di Kecamatan Ngraho.
“Air sudah masuk rumah warga di dua dusun di Desa Tapelan. Ada enam rumah sementara yang tergenang setinggi dengkul orang dewasa," jelas Agus, salah satu warga Tapelan, Minggu, 10 Maret 2024.
Mereka yang rumahnya kebanjiran adalah keluarga Sadimin, Mat Zahlan, Sukri, Parjiati, Siti Rohmah, dan Riyanto. Untuk tanaman padi milik warga Tapelan Ngraho yang tergenang saat ini sekitar 5 hektare. Sementara, jalan yang tergenang sepanjang 1 kilometer dengan ketinggian sekitar 40 hingga 80 sentimeter.
Selain Desa Tapelan, genangan air luapan Bengawan Solo juga membuat jembatan darurat di Luwohaji sebagai satu satunya akses menuju Dusun Karangnongko, Desa Luwihaji terendam, dan di Desa Payaman tempat Wisata Pring Sewu terendam banjir karena posisinya berada di pinggir Bengawan Solo.
Sementara itu, di Kelurahan Ledok Wetan, Kecamatan Bojonegoro Kota, genangan air juga terjadi lorong 1 dan 2 pemukiman warga. Warga terlihat sibuk mengevakuasi harta benda ke tempat yang lebih aman serta memarkir kendaraan motor maupun mobil ke tanggul atau pinggir jalan.
Kepala BPBD Bojonegoro, Laela Noer Aeny membenarkan jika sejak sore Bengawan Solo sudah siaga merah. Dan petugas BPBD terus memantau dan mendata wilayah yang terdampak genangan air luapan Bengawan Solo.
“Siaga merah sore tadi. Semoga segera surut. Sudah ada beberapa sawah dan jalan desa yang terdampak genangan. Kita terus pantau dan mendata jika ada wilayah yang terdampak,” ujar Laela Noer Aeny. (*/red)