Festival Bakar Sate Kota Mojokerto Kembali Digelar, Suguhkan Keragaman Budaya
MOJOKERTO, SuryaTribun.Com – Dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kota Mojokerto ke-106, Festival Bakar Sate kembali digelar. Selain makan sate gratis, Festival ini juga menyuguhkan keragaman seni budaya kepada para pengunjung.
Membakar sate di festival ini tanpa melibatkan masyarakat umum. Puluhan stan yang berbaris membentuk huruf U mengitari GOR Seni Majapahit, seluruhnya milik OPD Pemkot Mojokerto, 18 kelurahan, 9 SMPN, Dharma Wanita, PKK, Bank Jatim, dan Muslimat NU.
Di depan masing-masing stan ada pemanggang sate. Sehingga para peserta sibuk memanggang dan menghias sate. Selanjutnya, sate dari setiap stan dikumpulkan di tenda khusus untuk dinilai tim juri. Sebagian lainnya disuguhkan kepada pengunjung secara gratis.
Tidak hanya menyantap sate cuma-cuma, para pengunjung juga disuguhi beragam seni budaya. Setiap stan didesain estetis dengan gaya Majapahit, pedesaan, Eropa dan Arab. Begitu pula kostum mereka. Ditambah lagi dengan kesenian kuda lumping, musik angklung, serta berbagai tarian tradisional.
Pj Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro pun tampak meninjau langsung masing-masing stan. Ia juga dihibur yel-yel dengan beragam iringan musik dan tarian tradisional dari para peserta. Turut hadir, Sekda Kota Mojokerto, Ketua DPRD, Kapolres Mojokerto Kota AKBP Daniel S Marunduri, serta para Camat dan Kepala OPD.
“Festival bakar sate ini salah satu rangkaian perayaan HUT ke-106 Kota Mojokerto. Semoga ini menjadi event tahunan yang tidak hanya dinikmati masyarakat Kota Mojokerto, tapi juga naik kelas bisa dinikmati secara regional dan nasional,” terang Ali kepada wartawan, Senin, 17 Juni 2024.
Untuk mencapainya, kata Ali, dibutuhkan peran utama Pemkot Mojokerto agar menganggarkan dengan baik, menata event dengan lebih detail, serta menggandeng sponsor agar lebih semarak.
Ia berharap, Festival Bakar Sate menjadi ikon baru yang mampu mendongkrak perekonomian masyarakat.
“Berdasarkan survei Travel and Tourist Development Index, Indonesia naik kelas, saat ini peringkat 22 dunia yang paling dikunjungi. Thailand dan Malaysia di bawah Indonesia. Harapan kami Kota Mojokerto memberi kontribusi. Sehingga sesuai tema hari jadi tahun ini Menuju Kota Wisata Sejarah Mandiri Berdaya Saing dan Berdampak,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Mas Pj ini juga menyinggung tentang nilai-nilai Hari Raya Idul Adha. Menurutnya, Hari Raya ini untuk meneladani kepatuhan dan keimanan Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT yakni rela menyembelih putranya, Nabi Ismail AS yang akhirnya diganti domba oleh Sang Khalik.
“Bahwa setiap diri kita adalah Ibrahim. Ismailnya adalah sifat-sifat kita yang mungkin penuh dengan dengki, ingin memiliki harta berlebihan, egois, itu yang harus kita kurangi, kita sembelih. Itu lah makna Idul Adha ada kurban. Mari kita teladani Nabi Ibrahim karena setiap milik kita hanya titipan,” katanya. (*/red)