BMKG Resmikan Stasiun Metorologi Maritim Natuna, Tingkatan Kapasitas Informasi dan Menjaga Kedaulatan Perairan Terluar
NATUNA, SuryaTribun.Com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meresmikan kantor Unit Pelaksana Teknis Stasiun Meteorologi Maritim Natuna di Lingkar Ranai, Puak, Kelurahan Ranai Kota, Kecamatan Bunguran Timur, Kepulauan Riau, Rabu, 31 Agustus 2024.
Berdiri di atas lahan seluas 10.697 meter per segi, Stasiun Meteorologi Maritim ini akan bekerja untuk pengamatan, pengelolaan data, analisis prakiraan cuaca laut, dan menjamin keselamatan nelayan.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan, salah satu tugas BMKG adalah memonitor perkembangan cuaca dan iklim yang saat ini terganggu dengan laju perubahan iklim di dunia. Hal ini menjadi penting terutama demi keselamatan nelayan yang setiap hari hidupnya bergantung pada kondisi laut.
“Sehingga diperlukan perlatan dan stasiun yang handal dan dilengkapi dengan peralatan canggih. Kami akan memasang satu radar maritim dan radar cuaca untuk mendeteksi dinamika gelombang dan arus gelombang sehingga sebelum terjadi musibah bisa terdeteksi dengan radar,” kata Dwikorita.
Untuk diketahui, dengan menjamin keselamatan para nelayan dan masyarakat yang menggunakan layanan jasa maritim maka akan mendorong roda perekonomian berjalan dengan baik. Terpenting, jika nelayan selamat pada akhirnya akan menghadirkan kesejahteraan untuk semua pihak.
Dwikorita menjelaskan, dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia tahun ini, para ahli menyepakati bahwa tantangan 10 tahun ke depan yang paling mengancam perkembangan ekonomi dunia adalah cuaca. Hal ini tentu perlu diantisipasi sejak dini jika tidak ingin perubahan iklim semakin merusak seluruh sendi kehidupan.
Di sisi lain, dampak perubahan iklim sudah sangat terasa saat ini di mana suhu udara semakin panas jika dibandingkan 20-30 tahun lalu sebelum era industri dimulai. Perubahan iklim saat ini, lanjut Dwikorita, telah mendekati batas yang disepakati bersama pada Perjanjian Paris COP21 pada 12 Desember 2015.
Saat itu, seluruh dunia bersepakat harus membatasi kenaikan suhu rata-rata global di angka 1,5 °C pada 2030. Namun faktanya, saat ini kenaikan suhu melaju lebih cepat dan sudah mencapai kenaikan 1,45°C di atas suhu rata-rata di masa pra-industri.
“Dibandingkan sekarang 2023 sudah 1,45 derajat. Indonesia ini selama 30 tahun kenaikannya suhu maksimum hingga mencapai 0,9 selama 30 tahun dan ini sangat signifikan kenaikannya,” ujarnya.
Menurut pemodelan analisis yang dilakukan BMKG dengan asumsi masyarakat Indonesia tidak berhasil mengendalikan laju kenaikan suhu udara maka di akhir abad 2100 maka kenaikan suhu udara akan mencapai 3,5 derajat celcius atau dua kali lipat dari apa yang terjadi hari ini. Dampaknya tentu akan sangat berbahaya bagi masyarakat.
Adapun dampak yang akan dihasilkan adalah badai tropis semakin sering terjadi, gelombang tinggi semakin sering terjadi, dan intensitasnya serta durasinya akan semakin panjang. Natuna sendiri pada tahun 2023 pernah mengalami bencana alam akibat Borneo Vorteks atau bibit badai tropis yang disebabkan oleh kenaikan suhu permukaan air laut.
“Nah kalau dibiarkan suhu naik terus selain badai tropis dan gelombang tinggi juga akan terjadi yang berikutnya ini sangat mengkhawatirkan bagi Natuna yaitu kenaikan muka air laut dan semua itu disebabkan dari peningkatan suhu bumi,” jelasnya.
Untuk diketahui, Stasiun Meteorologi Maritim Ranai berdiri di atas lahan hibah yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Natuna kepada BMKG. Kerja sama ini merupakan bentuk kepedulian Pemkab Ranai terhadap keselamatan dan kemajuan masyarakat melalui layanan BMKG.
Sementara itu, Bupati Natuna, Wan Siswandi menjelaskan, hibah lahan yang diberikan kepada BMKG merupakan wujud komitmen pemerintah dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, khususnya dalam hal mitigasi bencana. Mitigasi itu bisa dicapai dengan informasi cuaca yang akurat yang ditunjang dengan peralatan dan fasilitas mumpuni.
“Pembangunan gedung baru ini sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan informasi di wilayah Kabupaten Natuna. Kolaborasi ini dapat terus diperkuat demi kesejahteraan dan keselamatan masyarakat Natuna karena nelayan kami butuh banyak mendapatkan informasi,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Kabupaten Natuna Rodhial Huda, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, Komandan Guspurla TNI AL, Dandim Ranai, Danlanal RSA Kab. Ranai, Danlanud RSA Kab. Natuna, Kapolres Natuna, Sekretaris Kabupaten Natuna, dan civitas BMKG. (*/red)