Cagub Risma Kunjungi Pabrik Rokok di Trenggalek, Janji Perjuangkan Petani-Buruh
TRENGGALEK, SuryaTribun.Com – Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur (Jatim), Tri Rismaharini memanfaatkan jadwal kampanye dengan mengunjungi pabrik rokok di Trenggalek, Selasa, 22 Oktober 2024.
Menurutnya, keberadaan industri rokok telah berkontribusi menekan angka pengangguran.
Didampingi Calon Bupati (Cabup) Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, Risma menemui ratusan buruh linting rokok di Desa Gembleb, Kecamatan Pogalan, Trenggalek. Kedatangan Cagub Jatim itu disambut antusias oleh para pekerja.
Risma mengatakan, Jatim merupakan salah satu Provinsi yang memiliki perusahaan dan industri yang bergerak dalam bidang tembakau dan turunannya. Sehingga tak heran banyak masyarakat yang menggantungkan hidup dari produk tembakau.
“Keberadaan industri tembakau di Jatim ini sangat besar, banyak warga yang sangat bergantung dari tembakau ini, mulai petani sampai kemudian perusahaan-perusahaan seperti ini, dan pekerja-pekerja di industri rokok ini,” kata Risma.
Industri rokok yang saat ini masih memproduksi Sigaret Kretek Tangan (SKT) layak untuk diperjuangkan, karena mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Sehingga tak heran, banyak masyarakat, khususnya perempuan yang menggantungkan perekonomian dari sektor tembakau.
“Ini padat karya, mereka ekonominya sangat tergantung kepada industri ini pendapatannya. Jadi karena itu saya berharap ke depan mereka diberikan perhatian karena kita belum bisa mengalihkan mengalihkan mereka ke pekerjaan lain,” jelasnya.
Risma berjanji jika dirinya terpilih menjadi Gubernur Jatim akan memperjuangkan masyarakat yang berkecimpung di industri tembakau dengan berbagai program intensif bagi petani tembakau maupun pekerja rokok.
Kebijakan itu dinilai cukup relevan, sebab industri tembakau telah menyumbang pendapatan kepada negara melalui cukai. Sehingga manfaat cukai juga harus dirasakan oleh petani hingga pekerja.
Risma menambahkan, untuk menjaga eksistensi industri rokok berskala kecil yang ada di daerah, pihaknya sepakat untuk perang melawan rokok ilegal yang dijual tanpa cukai. Sebab dengan peredaran rokok ilegal dapat merugikan negara sekaligus merupakan industri yang telah tertib membayar cukai.
Dalam kesempatan tersebut, Risma juga menyoroti rancangan peraturan dari Kementerian Kesehatan terkait plain packaging rokok, yang akan dibuat polos. Risma menyebut hal itu akan menimbulkan persaingan tidak sehat serta rawan masuknya rokok ilegal.
“Nah kalau ini terjadi, maka yang kita khawatirkan kemudian persaingannya menjadi tidak sehat, karena ada rokok-rokok yang ilegal akan bisa masuk. Nah kemudian pendapatan akan berkurang, ini berdampak pula terhadap pembangunan di daerah,” imbuhnya.
Selain meninjau pabrik rokok, Tri Rismaharini juga menghadiri kegiatan pelatihan UMKM bagi 400 warga di Trenggalek. Program itu diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan pelaku UMKM dan kemandirian ekonomi. (*/red)