Kiai yang Hamili Santriwati di Trenggalek Didakwa Lima Pasal
TRENGGALEK, SuryaTribun.Com – Kasus dugaan asusila oleh Pimpinan salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) terhadap salah satu Santriwatinya mulai disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Trenggalek.
Terdakwa Imam Syafi'i alias Supar dijerat dengan lima pasal berlapis.
Sidang perdana dengan agenda pembacaan dakwaan terhadap terdakwa Supar digelar di ruang Cakra PN Trenggalek, Selasa, 10 Desember 2024.
Terdakwa didampingi tiga orang pengacara.
Kasi Pidana Umum (Pidum) Kejari Trenggalek, Yan Subiyono mengatakan, dalam dakwaannya JPU menjerat terdakwa Supar dengan UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS), UU Perlindungan Anak, serta sejumlah pasal di KUHP.
“Ada lima alternatif. Pertama Pasal 76 e junto 82 ayat 1 dan 2, kemudian kedua Pasal 76 d junto 81 ayat 1, 2, dan 3 Undang-Undang Perlindungan Anak,” kata Yan, Selasa, 10 Desember 2024.
Pasal alternatif ketiga adalah Pasal 6 c junto Pasal 15 ayat 1 b dan g. Kemudian alternatif keempat, Pasal 6 c junto Pasal 15 ayat 1 d Undang-Undang 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual. Terakhir, alternatif kelima adalah Pasal 295 KUHP.
Menurutnya, dalam proses persidangan yang dipimpin langsung oleh Ketua PN Trenggalek itu pihak terdakwa tidak mengajukan eksepsi atau pembelaan atas dakwaan tersebut.
“Atas dakwaan JPU, dari pihak penasihat hukum atau terdakwa tidak mengajukan eksepsi. Apakah nanti pembelaannya dilakukan pada saat pledoi kami tidak tahu,” ujarnya.
Tanpa adanya eksepsi dari terdakwa, persidangan kedua akan dilanjutkan ke materi pokok perkara dengan agenda pemeriksaan saksi. JPU mengatakan, pihaknya akan mengajukan sejumlah saksi sesuai berkas perkara.
“Kami akan mengajukan saksi-saksi sesuai yang ada di berkas perkara,” ujar Yan.
Sebelumnya, kasus yang menjerat Kiai Supar terbongkar dari pengakuan salah seorang Santriwati yang dipaksa berhubungan intim hingga hamil dan melahirkan.
Dalam proses pemeriksaan di Kepolisian, tersangka tidak mengakui perbuatannya. Namun, penyidik telah mendapatkan alat bukti yang kuat untuk menjerat tersangka, salah satunya adalah bukti hasil tes DNA.
Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Zainul Abidin sebelumnya mengatakan, hasil tes DNA itu menunjukkan bahwa Supar merupakan ayah biologis dari anak yang telah dilahirkan oleh Santriwatinya. Terkait penyangkalan oleh Kiai Supar, dia memakluminya.
“Ya enggak apa-apa, itu hak dari tersangka,” ujar Zainul. (*/red)