Soroti Pilkada 2024, Ketum Bahlil Sebut Cost Tinggi hingga Serasa Pilkades
JAKARTA, SuryaTribun.Com – Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar, Bahlil Lahadalia menyoroti sejumlah hal dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Dari soal keluhan biaya tinggi hingga Pilkada rasa Pemilihan Kepala Desa (Pilkades).
Hal itu disampaikan Bahlil dalam pidatonya di Puncak HUT Golkar, di Sentul, Bogor, Kamis, 12 Desember 2024.
Bahlil awalnya bercerita bahwa banyak pihak yang menyalahkan ketika dalam Pilkada.
“Pemilukada baru selesai, banyak kenangan cerita dan tulisan dari lubuk hati maupun dari lubuk lubuk yang lain. Yang hampir suaranya semuanya sama 'Kok Pilkada cost-nya tinggi ya?',” ujar Bahlil.
“Setelah Pilkada sekarang mulai kita mengatakan saling menyalahkan antara satu dengan yang lain, ada yang merasa bersih dan yang lain kotor, ada merasa membawa institusi A institusi ikut intervensi,” imbuhnya.
Bahlil menyayangkan soal tidak legowonya pihak yang kalah dalam Pilkada 2024. Dia lalu berbicara pemimpin tentunya terus berganti, dan setiap partai pasti memiliki masa kejayaan.
“Saya ingin mengatakan kepada kita semua di sini sebagai sesama anak bangsa, Golkar berpandangan tidak untuk kita saling menyalahkan antara satu dengan yang lain,” ujarnya.
“Kalau itu salah, salah kita semua. Dan kalau itu benar adalah benar kita semua. Hampir sebagian partai politik yang besar pernah mengalami kekuasaan, terutama Golkar. Partai yang lain juga pernah mengalami kekuasaan dan ilmunya ini sebenarnya sama-sama tahu, ini sama-sama tahu, cuman ada yang pergi ada yang baru,” sambungnya.
Bahlil juga merasa bahwa demokrasi di Indonesia perlu perubahan. Dia menyebut, Golkar ke depan akan memformulasikan sistem demokrasi atau politik yang lebih baik.
“Bapak Ibu semua yang perlu saya sampaikan, dalam pandangan saya sebagai mantan aktivis yang ikut mempelopori reformasi, pertanyaan yang muncul yang menggelitik di hati saya 'Apakah demokrasi seperti ini yang kita inginkan?'. Saya mau tanya apakah demokrasi seperti ini yang kita inginkan saudara-saudara sekalian? Kalau ini yang kita pertahankan, mau jadi apa demokrasi ini?,” ujarnya.
“Dalam kajian banyak Partai Golkar, Bapak Presiden, ada suara-suara yang muncul dari kajian kami, ini Pilkada rasa Pilkades. Partai Golkar telah berpikir bahwa ke depan harus ada satu formulasi yang tepat. Harus ada formulasi yang tepat untuk kita merumuskan sistem politik kita yang benar-benar baik untuk rakyat dan baik untuk negara, untuk mewujudkan cita-cita proklamasi kita,” pungkasnya. (*/red)