Ini Ciri-ciri Daging Gelonggongan yang Marak Ditemukan di Sidoarjo
SIDOARJO, SuryaTribun.Com – Kabid Produksi Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Sidoarjo, Tony Hartono mengimbau agar masyarakat dapat selektif memilih daging.
“Kalau daging gelonggongan, ketika digantung atau ditaruh itu berair,” ujarnya kepada wartawan, Jumat, 07 Februari 2025.
Diketahui, daging gelonggongan yang membahayakan kesehatan sedang marak ditemukan di sejumlah pasar tradisional di Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim).
Sementara itu, kata dia, jika diuji melalui laboratorium, daging akan ditekan dengan tekanan tertentu menggunakan kertas khusus. Daging yang berukuran lebih dari ambang batas normal akan terindikasi gelonggongan.
“Untuk absorbing nanti diukur diameternya berapa. Kalau gelonggongan, itu dagingnya melebihi diameter sekian dan dagingnya basah,” ujarnya.
Dari segi warna, kata Tony, daging gelonggongan lebih pucat dibanding daging segar berkualitas.
Menurutnya, masyarakat Indonesia lebih cenderung mengolah daging hingga matang. Sehingga, ketika direbus terjadi penyusutan maka masyarakat wajib waspada.
“Kalau gelonggong, ketika direbus akan kusut dan disimpan tidak tahan lama, cepat busuk,” ujarnya.
Tony mengatakan, mengolah daging dengan cara yang kurang tepat akan mengakibatkan risiko munculnya penyakit, terlebih jika daging tersebut terindikasi gelonggongan.
“Gelonggongan itu sapinya dipaksa minum dengan air yang kurang bersih. Dari hasil lab kami, sumber bakterinya melebihi batas normal,” ujarnya.
Berdasarkan hasil survei Dispaperta Sidoarjo melalui uji laboratorium, setidaknya 88 persen daging di sejumlah pasar tradisional terindikasi daging gelonggongan.
Lima pasar tersebut yakni Pasar Larangan, Pasar Porong, Pasar Gedangan, Pasar Krian, dan Pasar Taman. (*/red)