Petasan Balon Udara Kembali Meledak di Rumah Warga Tulungagung
TULUNGAGUNG, SuryaTribun.Com – Petasan balon udara tradisional kembali jatuh dan meledak di salah satu rumah warga Tulungagung, Jawa Timur (Jatim). Akibatnya, atap dan plafon rumah korban hancur.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 06.30 WIB di rumah milik Marsini, Desa Suruhanlor, Kecamatan Bandung, Tulungagung.
Saat itu, Marsini tengah beraktivitas di depan rumah melihat sebuah balon udara berpetasan yang terbang dari arah barat daya.
“Saya sempat lihat itu petasan yang kecil-kecil meledak duluan dan balon tidak terlalu tinggi terbangnya. Di sekitar rumah Pak Carik itu meledak yang pertama, kemudian agak ke sini meledak yang kedua,” ujar Marsini, Minggu, 13 April 2025.
Tak lama setelah itu, kata Marsini, balon udara melintas di atas rumahnya dan tiba-tiba meledak dengan kekuatan yang lebih besar.
“Awalnya nggak tahu kalau rumah saya yang kena. Saya justru diberi tahu sama tetangga,” ujarnya.
Saat diperiksa, lanjut Marsini, ternyata genting rumahnya di bagian utara hancur. Selain itu, ledakan juga menghancurkan plafon yang ada di dalam kamar pribadinya.
“Saya tengok di dalam ternyata parah, genting-genting rontok, beberapa plafon juga retak-retak,” ucapnya.
Marsini mengatakan, petasan yang jatuh tersebut diperkirakan memiliki ukuran yang cukup besar. Sehingga, mampu merusak kamar rumahnya.
“Tadi sempat lihat waktu masih terbang ya sekitar satu lengan. Kalau balonnya tidak jatuh, yang jatuh petasan sama parasutnya,” pungkasnya.
Sementara itu, Kapolsek Bandung, AKP Mohammad Anwari mengatakan, pihaknya bersama tim Inafis Satreskrim Polres Tulungagung langsung melakukan upaya penyelidikan dan olah TKP.
“Kami cukup prihatin dengan kejadian ini. Ini yang kedua di wilayah kami. Tadi kami sudah ke TKP dan mengamankan beberapa barang bukti,” ujarnya.
Dari proses penyelidikan, pihaknya berhasil menemukan titik yang menjadi lokasi penerbangan balon udara.
Lokasi tersebut berada di Dusun Bakah, Desa Mergayu, Kecamatan Bandung atau sekitar 500 meter dari titik jatuhnya balon.
“Lokasinya ini di jalan di kawasan area persawahan. Tadi ada salah satu petani yang mengetahui proses penaikkan balon, sekitar 15 anak yang melakukan,” ujarnya.
Di lokasi tersebut pihaknya mengamankan barang bukti sisa pembakaran untuk peluncuran balon udara. Pihaknya juga berhasil mengidentifikasi identitas para terduga pelaku.
“Terkait kejadian ini kami sudah identifikasi siapa-siapa mereka. Namun, saat kami datangi rumahnya anak-anak tersebut tidak ada,” ujanya.
Untuk proses penyelidikan lebih lanjut, kata Anwari, pihaknya memanggil seluruh orang tua terduga pelaku.
“Karena anaknya tidak ada, maka orang tuanya kami panggil dulu,” ujarnya.
Dia menegaskan, pihaknya akan memproses hukum kasus ini, karena masyarakat telah berulang kali diingatkan namun masih banyak yang membandel.
“Boleh dikatakan Bandung ini darurat balon udara,” tegasnya. (*/red)